Banyuwangi – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi terus mengembangkan pembinaan membatik bagi Warga Binaan. Batik menjadi salah satu produk unggulan hasil pembinaan di Lapas Banyuwangi.
Batik dengan motif khas gajah oling jeruji itu terus dikembangkan dan menghasilkan beberapa kombinasi motif baru. Untuk mempopulerkan kombinasi motif batik tersebut, Lapas Banyuwangi meluncurkan (launching) enam motif baru, Selasa (23/4).
Launching batik dilakukan melalui peragaan yang dilakukan oleh petugas maupun Warga Binaan di Aula Sahardjo. Mereka terlihat anggun mengenakan produk batik yang merupakan karya dari Warga Binaan.
Kepala Lapas Banyuwangi, Agus Wahono menerangkan motif batik disesuaikan dengan perkembangan zaman dengan tidak menghilangkan ciri khas Banyuwangi.
“Motif batik gajah oling jeruji sendiri merupakan modifikasi motif batik khas Banyuwangi yang ditambahkan simbol gelang atau borgol yang identik dengan Lapas,” ujarnya.
Agus merinci enam motif batik yang diluncurkan terdiri dari batik gajah oling (merah hitam), batik pipas jatim, batik series blue fire, batik series bunga kopi, batik series sekar jagad dan batik series gajah oling jeruji.
“Masing-masing motif miliki filosofi tersendiri, seperti batik series blue fire yang terinspirasi dari fenomena blue fire di Kawah Ijen,” terangnya.
Peluncuran motif batik itu diharapkan dapat memberikan informasi ke masyarakat mengenai batik hasil karya Warga Binaan Lapas Banyuwangi, sekaligus menjadi penyemangat bagi Warga Binaan untuk terus berkarya dan mengikuti pembinaan dengan baik.
“Hal ini bisa menjadi modal berharga bagi Warga Binaan sebagai bekal keterampilan ketika sudah bebas nanti,” imbuhnya.
Peluncuran motif batik itu juga dihadiri oleh beberapa stakeholder terkait, diantaranya Ketua Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan Kabupaten Banyuwangi, perwakilan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Ketua Asosiasi Batik Banyuwangi dan General Manager Hotel Aston Banyuwangi.
Ketua Asosiasi Batik Banyuwangi Firman Sauqi menilai batik hasil karya Warga Binaan tersebut memiliki perpaduan warna dan motif yang sangat bagus serta mempunyai ciri khas tersendiri.
“Hal itu sudah sepatutnya dipertahankan, dan kami sangat berharap Lapas Banyuwangi dapat berpartisipasi dalam berbagai even pameran batik yang digelar di Banyuwangi agar produk batik ini dapat dikenal luas oleh masyarakat,” pungkas Firman.
Putri Setya