Media Rakyat

Hujan Meteor Alfa Monocerotid Hiasi Langit Indonesia 21 November 2024


MediaRakyat
– Langit Indonesia akan dihiasi fenomena langit spektakuler berupa hujan meteor Alfa Monocerotid, yang diperkirakan berlangsung pada 21-22 November 2024.

"Hujan meteor Alfa Monocerotid dapat dilihat di Indonesia. Puncaknya terjadi pada 21-22 November," ungkap Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin, seperti dilansir dari CNN Indonesia, Senin (18/11/2024).  

Fenomena ini memberikan kesempatan menarik bagi para pengamat astronomi dan masyarakat umum untuk menyaksikan keindahan luar angkasa.  

Tips Menyaksikan Hujan Meteor Alfa Monocerotid  

Thomas Djamaluddin membagikan beberapa tips bagi masyarakat yang ingin menikmati fenomena ini, termasuk waktu dan lokasi terbaik.  

1. Arah dan Waktu Pengamatan

   Hujan meteor ini dapat diamati dengan mengarahkan pandangan ke rasi Monocerous, yang berada di arah timur hingga tepat di atas kepala pada tengah malam hingga menjelang fajar.  

2. Lokasi Ideal

   Pilih lokasi yang jauh dari sumber pencemaran cahaya, seperti lampu kota, dan bebas dari halangan seperti bangunan atau pohon. Tempat dengan pemandangan langit yang luas dan gelap akan memberikan pengalaman terbaik.  

3. Persiapan Pengamatan

   - Periksa kondisi cuaca untuk memastikan langit cerah.  
   - Berikan waktu sekitar 30 menit bagi mata untuk beradaptasi dengan kegelapan.  
   - Gunakan aplikasi peta bintang untuk membantu menentukan posisi rasi Monocerous.  

Puncak hujan meteor diperkirakan terjadi menjelang fajar, ketika titik radian berada di posisi tertinggi di langit.  

Mengenal Hujan Meteor Alfa Monocerotid  

Hujan meteor Alfa Monocerotid adalah fenomena langit yang berasal dari sisa debu komet C/1917 F1 (Mellish). Titik radian fenomena ini terletak di konstelasi Canis Minor, dekat dengan bintang Alfa Monocerotis dalam rasi Monocerous.  

Kecepatan geosentrik meteor ini mencapai 234.000 km/jam, dengan intensitas yang dikategorikan sebagai kelas III, menunjukkan fenomena langka dengan jumlah meteor yang tidak terduga.  

Pada 1985, hujan meteor Alfa Monocerotid pernah mencatat intensitas hingga 700 meteor per jam. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, intensitasnya tidak sekuat itu.  

Fenomena ini menjadi momen spesial bagi pengamat astronomi dan pecinta langit malam untuk menikmati keindahan alam semesta sekaligus mempelajari fenomena kosmik yang jarang terjadi.
Mediaku
Mediaku